Lebih Baik Naik Vespa

Senin, 11 Maret 2013


Bagai sebuah mantra, kalimat sakti ini seolah tak ubahnya kebanggaan Enrico Piaggio, saat memperkenalkan Vespa di tahun 1946.....
Ni gambar-gambar iklan-iklan vespanya gan cekidoooooooooot..........................













......Nah kalo yang ni gambar-gambar vespa yang dah dimodif bisa bermanfaat buat touring selain ntu juga buat angkut-angkut barang....betapa tangguhnya vespa...cekidooot......












Tapi, ngerti ga manteman semua siapa pencipta slogan "Lebih Baik Naik Vespa'?
Iklan ini di buat oleh Nuradi, pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1926, yang uniknya tidak memperoleh pendidikan formal di bidang periklanan. Di era 60'an, Nuradi (yang mendirikan biro iklan InterVista), melahirkan iklan skuter Lambretta dalam bentuk slide. Iklan Lambretta pun merupakan iklan pertama yang diproduksi untuk dapat ditampilkan di bioskop-bioskop. Ini merupakan prestasi tersendiri pula bagi InterVista. Lucunya, Nuradi bahkan tidak menemukan slogan yang pas untuk Lambretta....
Dalam catatan hariannya, Nuradi mengakui bahwa slogan Vespa, tak terlepas dari kekuatan biro iklan miliknya yang terletak justru pada akar budidaya Indonesianya....Pendapat ini mungkin benar, kalau kita perhatikan beberapa slogan yang diciptakan InterVista, seperti: 
Produk susu kental manis; Indomilk .... sedaaap. 
Produk bir; Bir Anker. Ini Bir Baru, Ini Baru Bir. 
Produk rokok putih; Makin mesra dengan Mascot. 
Produk skuter; Lebih baik naik Vespa. 
Satu hal yang menarik dari iklan-iklanya (terutama iklan Vespa), yaitu pemilihan bioskop sebagai ruang media. Pada zaman dahulu, ranah TV tidak memungkinkan menjangkau golongan “fanatik”. Selain karena jumlahnya sedikit, TV dianggap tidak efektif secara segmetasi. Layar yang juga lebih lebar ketibang TV, juga di jadikan alasan Nuradi (yang tidak ingin) iklan yang dibuat sempurna (secara tata warna dan suara) menjadi tidak nyaman untuk dilihat.
Saat ini, iklan Nuradi masih tersimpan di pusat perfilman Usmar Ismail dan Arsip Nasional RI. 

PROFIL PAK NURADI ..
Perintis periklanan ini bernama Nuradi. Lahir di Jakarta, tanggal 10 Mei 1926. Seperti juga banyak pelaku periklanan modern, Nuradi pun tidak memperoleh pendidikan formal di bidang periklanan. Tahun 1946-1948 ia masuk Fakultas Hukum, Universitas Indonesia (darurat). Kemudian masuk Akademi Dinas Luar Negeri Republik Indonesia (1949-1950). Tahun-tahun berikutnya dia banyak mengenyam pendidikan di Amerika Serikat. Dia menjadi orang Indonesia pertama yang diterima di Foreign Service Institute, US State Department, Washington DC. Selanjutnya belajar penelitian sosial di New School, New York (1952-1954) dan menyelesaikan studi bidang administrasi publik di Harvard University, Cambridge, Massachusetts. Kemudian selama setahun belajar bahasa di Universitas Sorbone dan Universitas Besancon, Perancis.Tahun 1945, dia juga dikenal sebagai orang pertama diangkat sebagai pegawai negeri di Departemen Luar Negeri dan di Departemen Penerangan. Yang terakhir ini, karena ia juga menjadi penyiar siaran Bahasa Inggris di Radio Republik Indonesia. Antara tahun 1946-1950, dia menjadi juru bahasa pribadi untuk Bung Karno, Bung Hatta dan Ir. Juanda dan tahun 1949 sempat menjadi kepala bagian penerjemah pada delegasi Indonesia ke Konperensi Meja Bundar di Den Haag, Negeri Belanda. Tahun 1950 dia ditunjuk untuk menjalankan misi khusus ke Uni Soviet dan menjadi anggota perwakilan tetap Indonesia di markas PBB, New York. Karier sebagai pegawai negeri telah membawanya terlibat dalam banyak lagi tugas sebagai anggota delegasi, baik untuk kepentingan nasional, maupun internasional. Dia mengundurkan diri dari Dinas Luar Negeri pada tahun 1957, untuk bergabung dengan Perwakilan PRRI Sementara untuk Singapura dan Hongkong. 
Perjalanan hidup Nuradi di dunia periklanan dimulai ketika tahun 1961-1962 mengikuti Management Training Course di SH Benson Ltd., London, perusahaan periklanan terbesar di Eropa saat itu. Sedangkan pengalaman praktek periklanan diperolehnya melalui cabang perusahaan tersebut di Singapura. Sekembalinya ke Jakarta (1963) dia mendirikan perusahaan periklanannya sendiri, InterVista Advertising Ltd.. 
MERINTIS PERIKLANAN DI TV 
Keberadaan TV sebagai media baru di Indonesia sejak bulan Agustus 1962, telah merangsang Nuradi untuk juga menjadikannya wahan periklanan. InterVisa tercatat sebagai perintis masuknya iklan-iklan komersial di TVRI. Tahun 1963, tiga iklan pertama (yang masih berbentuk telop) di media ini, adalah untuk klien-klien berikut: 
* Hotel Tjipajung, yang kebetulan milik ayahnya sendiri. 
* PT Masayu, produsen alat-alat berat dan truk. 
* PT Arschoob Ramasita, yang dimiliki oleh Judith Roworuntu, sekaligus menjadi pembuat gambar untuk iklan-iklan InterVista. Setahun setelah itu, muncul iklan skuter Lambretta. Tetapi kali ini, sudah digunakan bentuk slide, yang juga merupakan rintisan saat itu. Iklan Lambretta pun merupakan iklan pertama yang diproduksi untuk dapat ditampilkan di bioskop-bioskop. Ini merupakan prestasi tersendiri pula bagi InterVista. 
Menurut Nuradi, kekuatan InterVista terletak justru pada akar budidaya Indonesianya. Pendapat ini mungkin benar, kalau kita perhatikan beberapa slogan yang diciptakan InterVista, seperti: 
* Produk susu kental manis; Indomilk ?. sedaaap. 
* Produk bir; Bir Anker. Ini Bir Baru, Ini Baru Bir. 
* Produk rokok putih; Makin mesra dengan Mascot. 
* Produk skuter; Lebih baik naik Vespa. 
Periode tahun 1963-1967 InterVista juga tercatat sebagai perusahaan periklanan pertama yang melakukan adaptasi terhadap film iklan yang berbahasa Inggris, meskipun proses produksi akhirnya masih dikerjakan di Singapura. Bahkanpada periode ini, InterVista sudah memiliki sendiri sutradara untuk membuat film-film iklan para kliennya. Salah satu film iklan yang sangat sukses saat itu adalah iklan Ardath. 
KERJASAMA DENGAN ASING 
Meskipun InterVista dianggap sebagai perusahaan periklanan modern pertama di Indonesia, namun ia ternyata bukanlah yang pertama melakukan kerjasama dengan perusahaan periklanan asing. Karena tahun 1960, Franklyn, perusahaan periklanan milik orang Belanda yang kemudian berganti nama menjadi Bhineka, sudah bekerjasama dengan Young & Rubicam, salah satu perusahaan periklanan raksasa dari Amerika. 

Mengenai kerjasama dengan asing ini Nuradi merupakan salah satu tokoh yang sangat kuat mempertahankan ke-Indonesia-annya. ?Ini bisa mengantjam pertumbuhan pers nasional?, katanya, dan ?biro-biro iklan internasional yang berkeliaran di Jakarta dalam waktu dekat bisa memaksa pers di Indonesia mendjadi sematjam djuru-bitjara kaum industrialis besar?, lanjutnya.*( Majalah Tempo, 25 Maret 1972. )
Pada saat itu, memang terjadi semacam gelombang ?anti biro iklan asing? pada banyak perusahaan periklanan nasional. Peraturan Pemerintah yang melarang masuknya modal asing dalam industri periklanan pun sudah ada. Namun penggunaan tenaga asing masih dimungkinkan, meskipun terbatas pada tiga jabatan saja. Jabatan-jabatan yang dianggap belum sepenuhnya dapat diisi oleh tenaga-tenaga Indonesia ini adalah Advertising Consultant (konsultan periklanan di perusahaan periklanan), Advertising Technical Adviser (penasehat teknis di perusahaan periklanan), dan Advertising Manager (manajer periklanan di perusahaan pengiklan). Ironisnya, pada era-globalisasi dan meredanya ?gelombang anti perusahaan periklanan asing? saat ini, justru jabatan Technical Adviser merupakan satu-satunya jabatan yang masih diijinkan. Mungkin suatu indikasi terjadinya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia dalam industri periklanan nasional. Selain Bhineka, perusahaan periklanan Fadjar Kamil juga menjalin kerjasama dengan Mc Cann-Erickson, perusahaan periklanan raksasa lain, yang juga dari Amerika Serikat. Namun sulitnya memperoleh tenaga terlatih, kemudian telah memaksa pula Nuradi dengan InterVisa-nya melunakkan sikap untuk bekerjasama dengan perusahaan asing. Kebetulan, dia memilih Mc Cann-Erickson juga sebagai mitranya. Sukses Nuradi, membawa InterVisa nyaris ke puncaknya, meskipun bukan dalam hal omset*. Nuradi patut merasa bangga, bahwa InterVista tercatat sebagai perusahaan periklanan yang sangat disegani, dan unggul dalam hal mutu karya-karyanya.......
nah gitu bro critanya ntu....emmmm kalo kita hendak melakukan touring bersama sikumbang, harus didahului dengn ritual memeriksa rem, lampu, oli mesin, kopling, cadangan busi, cadangan tali kopling-gas-persneleng dan cadangan oli samping…..
Dan tak ada yang dapat menggantikan suasananya ketika melihat begitu banyak pemandangan alam di kiri kanan jalan saat melakukan perjalanan keluar kota (touring)..........


Tidak aneh jika ada iklan Yamaha selalu didepan, tetapi tetap lebih baik naik vespa

Baut Blok Vespa Biar Awet

Baut Blok akan dimiliki oleh seluruh kendaraan bermotor, tak terkecuali di Vespa…..Fungsinya berperan cukup Vital, sebab tanpa baut ini pembakaran kendaraan kurang maksimal…
Memilih baut blok yang awet dan ulir mur-nya kuat ternyata cukup sulit, sebab di pasaran sekarang rada susah mendapatkan baut blok yang bagus atau asli….Di  toko spare part yang mudah ditemui biasanya yang lokal, alias baut blok yang biasa…. 
Masalahnya baut blok yang biasa tersebut, mur-mur mudah sekali dol (jebol)….Ujung-ujungnya adalah pembakaran bocor melalui cilinder cop…Memang seh, yang menyebabkan dol-nya baut blok tidak melulu kesalahan baut….Adakalanya berasal dari pemakai vespa yang suka ganti-ganti montir…Khusus untuk yang berasal dari kualitas baut blok, apakah bisakah mendapatkan baut blok yang kuat seperti baut asli ?????????
………bagaimana membuat baut Blok Vespa cukup kuat, mur-nya tidak mudah dol, dan tahan lama untuk dipergunakan ? Ternyata caranya tidak sulit….
dibawah ini beberapa langkah yang pernah dilakukan temen-temen untuk membuat baut blok Vespa menjadi mumpuni, kuat, tidak mudal dol mur-nya….Setelah tanya sana sini ke tukang (mpu) pembuat golok di kampung, maka  Jadilah pengalaman dibawah ini…Akan lebih mumpuni lagi jika kita sendiri yang membuat (cor) bautnya, tetapi hm . . . . .  ribet juga, wong butuhnya cuma baut blok tok kok….
Langkah Pertama
Beli lah baut blok biasa di toko spare part Vespa, baik yang ukuran standar ( 11 - 11) atau udah rubahan ( 11 - 13 , 13 - 13, 12 - 12)…Jika ada yang asli juga ga masalah….Carilah baut yang ulir murnya panjang dan masih mulus…Ingat banyak baut yang dijual ulirnya lebih pendek dan sudah dalam kondisi cacat….
Langkah Kedua
……siapkan beberapa bungkus arang kelapa (dari batok kelapa) dan Oli mesin dan minyak sayur….Arang kelapa dipakai dengan pertimbangan panas-nya lebih bagus dibandingkan arang kayu….Oli mesin dan minyak sayur dipakai untuk memperkuat unsur logam….Dengan suhu panas tertentu dimasukan kedalam kedua cairan tersebut, membuat metalurgi logam (besi/baja) tersebut akan menjadi kuat…..
Ketiga
…..Bakar arang kelapa didalam panci (ruang kedap / oven), untuk mendapatkan panas yang maksimal. Dan masukan beberapa baut blok yang sudah dibeli untuk ikut dipanaskan dalam arang kelapa….tetap usahakan membara dengan dikipas terus….Dengan pembakaran itu akan menjadikan baut blok  berwarna agak merah….setelah panas, Angkat baut blok dan celupkan ke oli mesin, lalu bakar kembali…..Setalah panas, angkat kembali dan celupkan kedalam minyak sayur, lalu masukan kembali ke bara arang batok. LAKUKAN BERULANG ULANG dengan selang seling minyak dan oli. SEMAKIN Panas dan semakin lama kita bakar dan semakin sering gonta ganti di celupkan ke oli / minyak sayur, akan makin memperkuat ulir mur baut blok….
Setelah dilakukan berulang-ulang dan kita anggap cukup (kurang lebih 15 menit), angkat baut blok, dan dinginkan…..Ingat Jangan didinginkan dengan air….biar kan sampai dingin dengan sendirinya….
Insya allah baut yang sudah diperlakukan demikian, akan lebih bagus, bisa jadi lebih bagus dari buatan pabrik, he he ……. . Apalagi pembakarannya maksimal, kipas jalan terus supaya bara tetap terjaga, hasilnya akan sangat memuaskan…..
baut blok hasil proses bakaran tersebut biasanya akan berwarna hitam dan agak basah (tidak kering seperti yang dijual di toko) 
Selamat mencoba manteman…..

Vespa Excel 150 (Jati diri si jagur vespaku)

Vespa Excel 150 hadir di Indonesia pada tahun 1992 yang diproduksi oleh ATPM khusus produk Piaggio waktu itu PT. Dan Motor Indonesia. Motor roda dua yang masuk kekeluarga besar skuter ini termasuk paling fenomenal diantara saudara-saudara sesama produk Vespa, bagaimana tidak, dengan dibekali fitur elektrik stater untuk memudahkan dalam meyalakan mesin motor, jok yang sudah menyatu demi kenyamanan pengendara, mini airscoope untuk menambah aerodinamis sewaktu digeber, dan mini windshield yang memberi kesan retro tapi modern, membuat semua penikmat sisemok nan montok ini kian pe-de duduk mengendarai Vespa Excel 150.
Dengan menggunakan teknologi mesin 2 tak 150cc pendingin udara, bore x stroke 57.0 x 58.0mm, pengapian cdi, bertransmisi 4 percepatan, menggunakan rem tromol depan belakang, aki basah, kopling manual tipe basah, kedua roda mempunyai lingkar 10”/350 depan-belakang, kapasitas tangki bahan bakar 5lt, kapasitas tangki oli samping 1.2lt, berat total motor 116 kg, rangka body monoque, sehingga mampu membuat skuter ini digeber sampai batas kecepatan 110kph kondisi standar pabrik. Selain memberikan kenyaman ekstra bagi sipengandara, ternyata Excel 150 ini juga telah mengalami perbaikan teknologi pada mesinnya dibanding saudara tuanya yakni P150X Exclusive, yang nantinya membuat skuter ini mampu mendapat power siknifikan diputaran mesin bawah.
Lha terus apa saja perubahan teknologi tersebut?, yang pertama pada blok silinder terdapat 3 lubang transfer, ukuran venturi karburator lebih besar dari pendahulunya, ukuran lubang isap pada crack case juga sudah dimodif agak besar, mempunyai diameter piston lebih besar dari sang kakak (58mm), laher bandul menggunakan diameter yang lebih besar, model rumah kopling dan koplingnya sendiri juga lebih besar, pemakaian oli samping dan bahan bakar sudah terpisah menjadi 2 bagian dalam 1 tangki.
Dan pagi para penggemarnya, Vespa Excel 150 ini adalah skuter termewah pada masanya, dengan dimensi agak sedikit besar dari P150X atau Exclusive, membuat yang menaiki motor ini merasa nyaman dan stabil dalam menempuh perjalanan jauh. Walaupun mempunyai model yang begitu-begitu saja, Vespa seolah tidak mau ketinggalan dalam pengaplikasian piranti keselamatan dan emergency dijalan, semisal pada skuter ini sudah dilengkapi lampu sein untuk memberi tanda bagi pengguna jalan yang berada didepan atau belakangnya saat motor akan membelok, ditambah dengan adanya ban cadangan, jadi jika ban bocor ditengah jalan, sipengendara tidak usah pusing-pusing cari tukang tambal ban, langsung aja menepi untuk mengganti ban bocor dengan ban cadangan. Hmmm…fitur yang tidak dimiliki oleh motor-motor Jepang.
Last…karena motor ini adalah motor 2 langkah yang sering dianggap biang polusi, tingginya harga beli waktu itu, serta kurang memadainya fasilitas 3S (Sales, Service, Spare part) dari dealer resmi, mengharuskan Vespa Excel 150 ini harus tutup usia pada tahun 2007. Dan menurut saya, tidak lama lagi skuter semok ini juga akan menjadi seperti kakak-kakaknya yang lebih awal mengaspal dijalanan negeri ini, yaitu dijadikan kendaran para pehobi saja dan masuk kekelas kolektor item.
 
http://yuzzlikesonvespalovers.blogspot.com/2011/11/vespa-excel-150-jati-diri-si-jagur.html

Spartan, Vespa 200 CC tapi irit BBM

Kebanyakan orang mengatakan bahwa Spartan merupakan varian Vespa yang paling boros. Pendapat demikian sangat masuk akal, karena Spartan mengusung dapur pacu 200CC. Tahun 1989, Ortu beli Spartan dan saya pakai sampai sekarang. Konsumsi bensin 1 liter untuk 35 km dalam kota. Untuk luar kota 1 liter bensin bisa mencapai 40 km. Sebagai  perbandingan, konsumsi bensin segitu imbang dengan Mio Soul yang cuma 115 CC 4 Tak. Bahkan lebih irit dari Tiger Revo 200 CC 4 Tak. Bukan bermaksud menjelekkan merek yang lain, tetapi kebetulan saya juga memakai Mio dan Tiger. Perlu untuk diketahui bahwa Vespa mempunyai mesin yang sangat sederhana dan sangat-sangat efisien sehingga optimal dalam mengubah bahan bakar menjadi tenaga. Dengan catatan, spek mesin harus terjaga sesuai standard pabrik.
Spesifikasi Spartan saya adalah sbb:
Belum pernah turun mesin. 100 % Asli
Type                  : Spartan P200XE tanpa starter electric, tanpa accu.
Karbu                : DellOrto 24/24E
Pilot Jet            : 55/100
Main Jet           :116/100
Piston                : Standard
Lubang Hisap : Standard
Knalpot            : Standard
Bensin               : Premium
Oli Mesin         : Mobile 1 (Oli mesin 4 Tak), Ganti oli tiap 5000 km
Oli Samping    : Castrol, Campuran 2,5% langsung di tangki bensin, AOM tak digunakan.
Top Speed       : 115 Km/Jam pada gigi 3. Top speed gigi 4 gak pernah nyoba. Takut, maklum bukan pembalap hi…hi…hi…
Spartan dirancang untuk touring, bukan untuk road race ato drag. Kalo cuman untuk harian, jangan sekali-kali mengubah spek. Pemakaian kenalpot racing bisa menyebabkan bensin boros, dan loyo di tanjakan. Selain perubahan knalpot, hal utama yang menyebabkan Vespa boros adalah lubang hisap sudah longgar, yang menyebabkan bensin menyembur keluar dari lubang venturi karbu.
Jika spek masih sesuai standard pabrikan, tinggal gaya pengemudi yang juga sangat berperan dalam konsumsi bahan bakar. Spartan optimal jika dipakai pada kecepatan 50-70 Km/Jam. Dibawah atau diatas itu konsumsi bensin akan semakin boros. Dalam menarik tuas gas pun, usahakan seiring dengan pertambahan kecepatan, jangan dilakukan secara kontan kayak mau balapan. Hal ini yang butuh kesabaran extra. Maklumlah… 200 CC emang bikin tangan pengen muter tuas gas. Saat pindah gigi, tunggu sampai RPM udah stabil, agar daya mesin nggak ngedrop.
Busi spartan saya neeh…NGK T6000

Jika pengapian, suplai bensin dan stelan angin pas, akan terlihat warna elektroda busi coklat kemerahan. Busi ini sudah menempuh jarak 2000 Km sejak terakhir dibersihkan. Total jarak yang sudah ditempuh sekitar 4000 Km.
My Spartan, P200XE 1989

Coba pake jok model lama, biar tampak klasik gitu…
Catatan : Untuk Berdiskusi lebih lanjut bisa mengunjungi VIO Forum di:

Vespa PX 150 Limited Edition

Merayakan hari jadi negaranya, Italia. Vespa berinisitif membuat edisi khusus "PX 150 Anniversary Unity of Italy". Latar belakangnya, antara Italia dan Vespa memiliki kesamaan. Keduanya sama-sama kokoh tak dimakan jaman. Bagi Italia, ini adalah perayaan negara yang ke 150 tahun. Bagi Piaggio, Vespa adalah salah satu brand paling kuat yang dimilikinya. Lahir sejak 1965, hingga saat ini sudah menjual lebih dari 3 juta unit skuter ke seluruh dunia. Nah, edisi terbatas ini dibuat dari Vespa PX 150, yang disulap jadi Italia banget! Warna dasarnya putih dengan tambahan grafis bendera Italia di boks kanan-kiri dan di sayap depan. Tak lupa logo 1861-2011 yang melambangkan umur Italia ikut disematkan. Hasilnya, meski sederhana tapi cukup eyecatching. Dan asyiknya, desain seperti ini sangat mudah di tiru pemakai Vespa PX di Indonesia. Tinggal cat atau gunakan cutting sticker yang sama, jadi deh PX Limited Edition. Di Italia, varian limited edition ini dilepas 3.550 Euro atau sekitar Rp 43,4 jutaan. (motorplus-online.com)


Pemecahan Rekor Muri "PARKIR VESPA terbanyak 10.100"

PEMECAHAN REKOR MURI “ PARKIR VESPA terbanyak 10.100 Vespa “

Djakarta Vespa Festival yang berlangsung pada tanggal 13 Desember 2009, sebagai perayaan HUT VAC Indonesia ke-16, acara berlangsung di Museum Purna Bhakti Pertiwi TMII Jakarta, beragam gelaran acara Parade Musik Rock n Roll, Vespa Contest, Bazar, Vespa Cross, dan Freestye. Dan yang paling heboh dan ditunggu-tunggu kalangan Vespa mania dari seluruh Indonesia adalah PEMECAHAN REKOR MURI untuk “ PARKIR VESPA terbanyak 10.100 Vespa “. Sebanyak 10.000 lebih Vespa mania hadir di Museum Purna Bhakti Pertiwi untuk ikut berpartisipasi dalam pemecahan REKOR MURI tersebut.
MURI-VAC
Acara yang diselenggarakan oleh Surya 12 Premium dan sebagai pemrakarsa acara adalah VAC Jakarta dan TRAMA Event Organizer, mampu menyedot minat para Vespa mania setanah air. Berbagai utusan komunitas Vespa dari Aceh, Padang, Lampung, Makassar, Kalimantan Barat, Papua Barat, dan P. Jawa memenuhi area Parkir Museum Purna Bhakti Pertiwi. Dan menjadi sarana hiburan bagi masyarakat Jakarta, dan diperkirakan 20.000 orang hadir dalam acara Djakarta Vespa Festival.
Salut buat VAC
(Sumber artikel http://vacjakarta.blogspot.com)

Sejarah Scooter Owners Group (SOG) di Bandung

KONVOI anggota Scooter Owners Group (SOG) menyemarakkan Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Keunikan lahirnya skuter Vespa, tidak ubahnya dengan kelahiran komunitas skuter Vespa di Kota Bandung, Scooter Owners Group. Komunitas yang lebih dikenal dengan singkatan SOG ini lahir karena pertemanan yang memiliki kesenangan yang sama.* DUDI SUGANDI/"PR" TIDAK hanya di kalangan penggila, seorang pencinta sekalipun akan melontarkan ungkapan pembenaran bahwa hanya ada satu sepeda motor yang
dianggap paling seksi, yakni Vespa! Boleh-boleh saja jika kita tidak setuju.

"Tapi Anda boleh membandingkan dengan kendaraan skuter jenis lain atau sepeda motor merek apapun, dipandang dari sudut mana pun Vespa sangat enak dilihat," ujar Imam, salah seorang anggota Scooter Owners Group (SOG) Bandung, di sela-sela kegiatan "U Mild U Bikers Safety Race to Asia 2008" di Lapangan Gasibu dan sekitar Jalan Diponegoro Bandung,
Sabtu (16/2) lalu.

Dilihat dari sejarahnya, menurut Imam, kehadiran Vespa tidak kalah unik dan menarik. Sejarah Vespa dimulai lebih dari seabad silam, tepatnya 1884. Adalah Enrico Piaggio, pengusaha muda berdarah Italia yang memulai usahanya di bidang pesawat terbang. Dua puluh tahun kemudian, usahanya bangkrut. Piaggio yang pantang menyerah mulai merancang industri alat transportasi dengan alternatif kendaraan niaga ringan.

Pada 1945, konstruksi alternatif tersebut ditemukan. Untuk pertama kali produk motor dengan seri P108, memiliki teknologi sederhana namun berbentuk sangat menarik seperti binatang penyengat (lebah) dengan bentuk kerangkanya. "Akibat tampilannya itu, motor ini lebih sering dinyatakan sebagai Wespe atau Vespa, yang artinya memang binatang penyengat," papar Imam.

Keunikan lahirnya skuter Vespa, tidak ubahnya dengan kelahiran komunitas skuter Vespa di Kota Bandung, Scooter Owners Group. Komunitas yang lebih dikenal dengan singkatan SOG ini lahir karena pertemanan yang memiliki kesenangan sama. "SOG lahir berawal ketika sepuluh orang warga Nangkasuni yang memiliki sepeda motor Vespa, berkeinginan mendirikan klub otomotif yang mengkhususkan diri pada kendaraan bermotor jenis skuter," ujar Boy Januar A., salah seorang pendiri SOG.

Hingga akhirnya Boy Januar bersama Tono S., H.D. Morabed, Beno Hendarin, Anthoy, Abah Iman, A. Raddy, Wawan, Yayan Peloy (Alm.), dan Saman, mulai merintis pendirian sebuah klub otomotif skuter akhir bulan Januari 1995. Upaya tersebut diawali dengan selalu berkumpulnya mereka yang akhirnya memunculkan gagasan untuk memakai Vespa Owners Club (VOC) sebagai nama klub skuter pertama di Kota Bandung tersebut.

Bukan hal yang mudah bagi Boy bersama sembilan rekannya untuk memulai menggalang dan mengumpulkan anggota. Perjalanan dilakukan dari waktu ke waktu dengan menyebarkan brosur ajakan untuk bergabung. "Setelah melalui beberapa kali pertemuan dan melakukan evaluasi, dengan pertimbangan menginginkan organisasi yang matang dan berumur lama akhirnya kita sepakat untuk berganti bendera. Alasannya, Vespa merupakan merupakan
sebuah merek produk. Apabila menggunakan nama tersebut maka hanya yang punya motor Vespa yang bergabung," ujar Boy, yang kini tercatat sebagai salah seorang pegawai di Geologi Jabar.

Dikatakan Boy, di Bandung maupun Indonesia pada umumnya motor tipe skuter tidak hanya Vespa. Ada juga merek lain seperti Lambretta, JLO, Sundapp, Bajaj, serta merek lainnya. Selain pertimbangan merek, penggantian nama dari Vespa Owners Club (VOC) menjadi Scooter Owners Club (SOC) Bandung, dilakukan untuk menciptakan sebuah organisasi besar. Perubaha nama juga guna merancang aturan yang akan dituangkan dalam bentuk anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sehingga dalam melaksanakan aturan tersebut tidak bertentangan dan konsekuen baik masalah nama klub ataupun bentuk aturan lainnya.

Dalam perjalanannya, organisasi SOC pun mengalami berbagai kendala hingga akhirnya untuk kali kedua nama komunitas diubah menjadi Scooter Owners Group atau disingkat SOG. "Alasannya waktu itu karena kata group dianggap lebih besar dibandingkan dengan kata club, semisal Harley Owners Group jumlah anggotanya sangat banyak dan mendunia. Kami pun menginginkan anggota yang lebih banyak," ujar Boy.

Terbukti, keinginan dari jajaran pendiri serta pengurus secara perlahan membuahkan hasil. SOG kini memiliki anggota lebih dari 8.000 orang, yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah itu belum termasuk Brother Scooter yang berada di Singapura, Malaysia, Thailand, dan lainnya.

Di hadapan Kapolwiltabes dan instansi pemerintah terkait pada 18 Maret 1995, di Mapolwilatabes Bandung, Scooter Owners Group (SOG) diresmikan dan berdiri sebagai klub skuter di Bandung. "Dan hingga kini tanggal tersebut ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Scooter Owners Group (SOG) Bandung, yang ditetapkan dalam munas pertama SOG di Hotel Provence Bandung tiga tahun kemudian (1998) ," ujar Boy.

"Selain mengukuhkan hari jadi, juga dilakukan penyempurnaan AD/ART, logo Kalong SOG Indonesia, Keputusan Wilayah Bandung Raya menjadi Cabang dan wilayah lainnya menjadi cabang dari SOG Indonesia serta menjadikan SOG Indonesia sebagai induk organisasi," ujar Boy. Anggota SOG kini telah menyebar ke seluruh Nusantara, bahkan sudah go internasional. Setahun sejak kelahirannya (1996) majalah otomotif keluaran Inggris "Scootering Magazine" menuliskan kiprah SOG . Kebesaran SOG Indonesia juga dibuktikan dengan bergabungnya SOG Singapore dan SOG Malaysia sebagai Brothers SOG Indonesia.

Di tanah air, khususnya di Kota Bandung dan sekitarnya komunitas skuter tidak hanya diwadahi Scooter Owners Group, tetapi banyak komunitas-komunitas serupa bermunculan. Semakin tingginya nilai jual skuter di pasaran menambah jumlah komunitas skuter. Dalam lima tahun terakhir, populasi komunitas skuter di kota Bandung terus bertambah. Selain SOG Bandung, juga ada Vespa Antique Bandung (VAB), North Racing Scooter (NRS), Wariors Scooter Club (WSC), Vespa Club Bandung (VCB), Vespa Antique Club (VAC), Bandung Imortal Scooter (BIS), Scooter Army Bandung (SAB), Ikatan Scooter Pencinta Alam
(Ikaspala), Scooter Racer Club (SRC), Scooter Wings Adventure Team (SWAT), Parahyangan Independent Scooter Association (PISA), Zatinenzer Scooter Club (Z-SOC), Bhayangkara Vespa Club (BVC), dan banyak lagi.

Sementara berdasarkan data Vespa Indonesia Online, tercatat tidak kurang dari 650 komunitas skuter yang ada di tanah air ini. Untuk menaikkan pamor dan nilai jual koleksi skuter, juga digelar scooter contest, mulai dari classic atau retro, custom modify, air brush modify, extreme modify, dan lainnya. Akibatnya, booming skuter kini kembali terjadi, kehadirannya tidak hanya sebagai sarana transportasi bagi kaum urban masa kini, tetapi juga sebagai sarana having fun and pleasures yang dapat tampil penuh gaya.